Minggu, 19 Januari 2020

Mikroba di Lingkungan dengan Salinitas / Kadar Garam Tinggi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Lingkungan dengan salinitas tinggi merupakan merupakan salah satu contoh bentuk adaptasi lingkungan yang banyak dilakukan oleh mikroorgnisme, terutama bakteri. Hal tersebut dikarenakan lingkungan tersebut hanya sedikit mikroorganisme yang dapat hidup. Umumnya, mikroorganisme yang hidup di lingkungan tersebut adalah bakteri. Di lingkungan tersebut, bakteri harus melakukan adaptasi agar tidak mengalami kematian yang disebabkan oleh tekanan osmosis yang tinggi. Kadar garam yang tinggi juga dapat menunjukkan karakteristik yang unik untuk keanekaragaman spesies mikrobiologi (Pages dkk. 1995).

Mikroorganisme di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi umumnya berada dikedalaman yang tidak dapat ditolerir oleh organisme lain dikarenakan kepekatan garam yang tinggi dapat memicu sel organisme mengalami lisis. Namun, beberapa mikroorganisme tertentu dapat memiliki adaptasi yang mentolerir kadar garam yang tinggi tersebut. Bentuk adaptasi tersebut beragam pada tiap mkroorganisme sehingga menghasilkan struktur morfologi maupun fisiologi yang hanya ditemukan pada mikroorganisme yang tinggal di daerah dengan salinitas yang tinggi. Lingkungan dengan salinitas yang tinggi seperti yang ada di danau Laut Mati di daerah Asia Tengah, merupakan daerah yang cocok untuk pekembangan mkroorganisme tersebut.

Danau Laut Mati dan daerah dengan kadar garam yang tinggi memiliki intensitas garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah terrestrial lain. Daerah-daerah tersebut memiliki kadar garam yang mendekati bahkan melebihi kadar garam terdapat di laut. Seperti contohnya Danau Laut Mati yang memiliki kepekatan garam yang mencapai 322,6 gr/liter (Nissenbaum 1975). Kadar garam yang tinggi tersebut merupakan wilayah yang tepat untuk meneliti proses adaptasi mikroorganisme yang terdapat didalamnya. Berikut adalah mikroba yang tahan terhadap salinitas tinggi:


1. Bakteri

Bakteri di lingkungan salinitas tinggi terbagi atas tiga kategori,yaitu organisme halo-resistant, organisme halo-tolerant, dan organisme halo-obligatory.
  • Organisme halo-tolerant terdiri atas bakteri gram positif yang dapat mentoleransi konsentrasi kadar garam di perairan sebesar 6- 12%. Kelompok tersebut memiliki pembentukan spora yang patogen.
  • Organisme halo-resistant terdiri atas bakteri yang mampu mentoleransi konsentrasi kadar garam di perairan sebesar 0,5-30%. Contoh dari bakteri bakteri tersebut antara lain Flavobacterium halmephilum, Pseudomonas halestorgus, dan Chromobacterium marismortui. Organisme halo-resistant pada lingkungan dengan kadar garam rendah, membentuk untaian panjang, sedangkan pada lingkungan dengan kadar garam yang tinggi membentuk untaian pendek.
  • Organisme halo-obligatory terdir atas bakteri yang mampu merombak urea, pembentukan nitrogen, nitrifikasi, denitrifikasi, oksidasi sulfur, decomposing selulose, dan organisme fibrinolitik. Organisme tersebut memanfaatkan pepton sebagai sebagai sumber energi. Pertumbuhan bakteri tersebut lebih lama dibandingkan dengan organisme kerabatnya yang tinggal di wilayaha lain. Bakteri tersebut bila di kultur pada lingkungan yang tidak sesuai tumbuh selama 3 sampai 4 minggu (Borin dkk. 2009; Nissenbaum, 1975; Kirkwood, 2007).


2. Alga

Mikroorganisme alga yang hidup pada lingkungan dengan salinitas yang tinggi umumnya berasal dari genus Dunaliella yang termasuk alga hijau. Alga tersebut umumnya berada di permukaan perairan yang memiliki tingkat kadar garam yang tinggi. Alga tersebut berukuran mikroskopis yang mirip dengan Dunaliella viridis. Alga tersebut termasuk alga uniseluler dan termasuk mikroorganisme halo-resistant sehingga mampu mentolerir konsentrasi kadar garam yang tinggi. Alga tersebut memanfaatkan konsentrasi NaCl antara 5-30%. Dunaliella sp. mampu hidup pada kedalaman sampai 50 meter. Di perairan dengan tingkat kadar garam tinggi juga umum ditemukan alga divisi Chrysophyta dan Chlorophyta (Nissenbaum, 1975; Buchalo dkk. 1998).

3. Fungi

Penelitian yang dilakukan oleh Buchalo dkk. (1998) di laut mati menunjukkan di wilayah tersebut di temukan juga organisme fungi kelompok deutromycota dan ascomycetes. Fungi dari kelompok ascomycetes terdiri atas genus Gymnascella (Gymnoascaceae), yang termasuk dalam spesies G. martsmortui. Fungi dari kelompok Deuteromycota terdiri atas Ulocladium chlamydosporum dan Penicillium westlingii Zaleski.

Di lingkungan dengan kadar garam yang tinggi di temukan banyak mikroorganisme yang terdiri atas bakteri, alga, dan fungi yang memiliki tingkat keanekaragaman yang berbeda, namun tingkat keanekargaman yang paling tinggi di tempati oleh bakteri. Hak tersebut dikarenakan bakteri lebih dapat mentoleran terhadap kadar garam yang dtinggi di sekitarnya.


Referensi
  • Borin, Sara, L. Brusetti, F. Mapelli, G. D’ Auria, T. Brusa, M. Marzorati, A. Rizzi, M. Yakimov, D. marty, G. J. de Lange, Paul van der Wielen. 2009. Sulfur cycling and methanogenesis primarily drive microbial colonization of the highly sulfide urania deep hypersaline basin.
  • Buchalo , A. S, E. Nevo, S. P. Wasser, A. Oren, H. P. Molitoria. 1998. Fungal life in the extreme hypersaline water of the dead sea first records. 
  • Nissenbaum, Arie. 1975. The microbiology and biogeochemistry of the dead sea. 
  • Kirkwood, A. E., J. A. Buchheim, M. A. Buchheim, W. J. Henley. 2007. Cyanobacterial diversity and halotolerance in vartiable hypersaline environment. 
  • Pages, J., J. Lemoalle, B. Fritz. 1995. Distribution of carbon in a tropical hypersaline estuary. 

Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Kajian Lengkap: Toleransi Imunologi

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Toleransi Imunologi (Immunological Tolerance) adalah ketidakmampuan dari sistem imunitas untuk memberikan respons (unresponsiveness) terhadap suatu antigen dikarenakan induksi dari antigen yang sama sebelumnya. Sel limfosit yang berhadapan dengan antigen dapat menjadi aktif dan menghasilkan respons imun, ataupun dapat menjadi tidak aktif atau tereliminasi dan menghasilkan toleransi. Antigen yang menyebabkan toleransi disebut tolerogen (tolerogenic antigens). Toleransi terhadap antigen yang diproduksi tubuh (self-antigen) disebut sebagai self-tolerance (Abbas, dkk 2007).

Sistem imun pada dasarnya dipegang oleh dua sel utama, yakni sel limfosit B (berperan dalam respons humoral) dan sel limfosit T (berperan dalam respons seluler). Ketidakmampuan kedua sel tersebut dalam memberikan respons terhadap antigen spesifiknya dikenal dengan istilah anergy. Lymphocyte anergy (disebut clonal anergy) adalah kegagalan dari klona sel B ataupun sel T untuk bereaksi terhadap antigen dan menjadi representasi terhadap mekanisme untuk mempertahankan toleransi imunologi tubuh sendiri (Cruse & Lewis, 2003).

Dasar dari mekanisme toleransi imunologi ditemukan sekitar tahun 1945 dimana, Owen melakukan observasi terhadap kembar sapi non-identik (dizygotic) yang saling berbagi sirkulasi plasental yang sama dan mengembangkan toleransi terhadap antigen dari sel darah satu sama lain. Fenomena ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh Burnet dan Fenner. Mereka menduga bahwa suatu antigen yang mencapai sel limfoid, dimana perkembangan imunitasnya belum matang, akan menekan respons terhadap antigen yang sama saat paparan berikutnya dan hewan tersebut secara imunologi telah matang. Percobaan lebih lanjut dilakukan oleh Medawar, Brent, dan Billingham menggunakan transplantasi kulit pada tikus. Medawar dan rekannya menemukan prinsip penting bahwa toleransi imunologi dapat terjadi karena adanya induksi dari suatu antigen pada suatu masa perkembangan limfosit dan proses induksi tersebut dapat dilakukan secara buatan (artificial) (Roitt & Delves, 2001).

Gambar 1. Percobaan yang dilakukan oleh Medawar, Brent, dan Billingham
menggunakan transplantasi kulit pada tikus.


Proses induksi toleransi (induced tolerance) ini kemudian dijelaskan dalam dua tipe, yakni toleransi sentral (central tolerance) dan toleransi peripheral (peripheral tolerance). Toleransi sentral dijelaskan sebagai toleransi yang timbul selama perkembangan dari sel limfosit, sementara toleransi peripheral dijelaskan sebagai toleransi yang timbul setelah sel limfosit meninggalkan organ perkembangan primer (Shetty, 2005). Toleransi sentral (central tolerance) terjadi pada organ primer/sentral dari perkembangan sel limfosit, yakni thymus pada sel T dan sumsum tulang pada sel B. Selama perkembangan sel B dan sel T di sumsum tulang dan thymus, kehadiran antigen yang terdapat pada organ tersebut umumnya hanya berupa antigen sendiri (self-antigen). Hal ini dikarenakan antigen asing dari lingkungan luar, tidak akan ditrasport ke dalam timus, melainkan ditangkap dan ditransportasikan menuju organ limfoid perifer (Abbas, dkk 2007).

Paparan terhadap antigen sendiri dengan dosis tinggi akan memicu sel limfosit muda (immature) mengalami beberapa kemungkinan selama toleransi sentral, yakni sel tersebut akan apoptosis (disebut juga clonal deletion), beberapa sel B muda yang tidak mati akan mengalami perubahan pada reseptor mereka sehingga tidak mengenali antigen sendiri (proses ini disebut juga receptor editing), dan beberapa CD4+ akan berdeferensiasi menjadi sel T regulator (biasa disebut sel T suppressor) yang kemudian bermigrasi ke organ perifer dan mencegah respons terhadap antigen sendiri. Toleransi peripheral terjadi saat limfosit dewasa yang mampu mengenal antigen sendiri akan kehilangan kemampuannya dalam memberikan respons (disebut anergy), turunnya viability sel, dan terinduksi memicu apoptosis (Abbas, dkk 2007).

Sel B dapat menjadi toleransi terhadap suatu antigen melalui empat tahapan peristiwa, yaitu clonal abortion, clonal exnaustion, functional deletion, dan tahap terakhir adalah AFC blockade. Clonal abortion adalah peristiwa ketika pertama kali sel B yang belum matang bertemu dengan suatu antigen dalam jumlah yang kecil. Kondisi seperti ini diduga dapat memicu pembatalan pematangan sel B untuk memicu respons imun, hal tersebut mengakibatkan tidak terjadinya respons imun terhadap antigen tersebut. Peristiwa clonal exhaustion terjadi jika terjadi paparan terhadap suatu antigen yang bersifat T-independent dapat menyebabkan terjadinya clonal exhaustion. Hal tersebut mengakibatkan AFC dari sel B yang terbentuk berusia pendek dan akhirnya tidak lagi tersedia sel yang dapat merespons antigen. Peristiwa delesi fungsional disebabkan oleh keberadaan antigen yang dependent terhadap sel T maupun yang bersifat independen. Terjadinya delesi fungsional disesbabkan oleh tidak adanya bantuan dari sel T untuk melawan antigen tersebut sehingga sel B tidak dapat merespons secara normal. Dosis antigen yang sangat besar dapat mengakibatkan terjadinya penghambatan pembentukan sel AFC sehingga antibodi tidak terbentuk.

Jalur toleransi pada sel T secara umum memiliki kemiripan dengan sel B. Terdapat tiga tahapan yaitu clonal abortion, functional deletion, dan suppression sel T. Clonal abortion adalah tahapan dimana sel T yang belum matang dapat dihambat proses pematangannya dengan cara yang mirip dengan sel B. Functional deletion terjadi saat sel T yang matang fungsinya dihambat oleh paparan terhadap antibodi. Sel T suppression bekerja dengan melepaskan materi penekan sel T sehingga dapat menghambat fungsi sel T yang telah matang untuk mengenali antigen.

Sel T dan sel B memiliki karakteristik toleransi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan karakteristik tersebut meliputi waktu induksi, dosis antigen, keberadaan antigen, spesifisitas antigen, dan durasi antigen. Waktu induksi yang dimiliki oleh sel T berbeda dengan sel B dan bergantung pada jenis antigennya. Pada antigen dependent sel T, sel T dapat terinduksi dengan cepat sedangkan sel B terinduksi dalam waktu yang lebih lama, yaitu sekitar empat hari. Sedangkan pada antigen yang independent terhadap sel T, antigen tersebut lebih cepat menginduksi toleransi pada sel B.

Dosis antigen yang diberikan juga akan berpengaruh pada induksi terhadap toleransi. Dosis antigen yang diperlukan untuk menginduksi toleransi sel B perlu lebih banyak dibandingkan jumlah antigen yang diperlukan untuk menginduksi toleransi sel T. Diperkirakan perlu antigen sejumlah 100-1000 kali lebih banyak untuk menginduksi sel B dibandingkan jumlah antigen yang diperlukan untuk menginduksi sel T. Keberadaan suatu antigen juga dapat sangat memengaruhi toleransi yang terbentuk sehingga akan berpengaruh juga terhadap waktu lamanya paparan suatu antigen.

Spesifisitas suatu antigen juga berpengaruh terhadap respons toleransi yang terbentuk. Diketahui bahwa suatu toleransi terbentuk secara spesifik untuk epitope tertentu, bukan terhadap antigen tertentu. Hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya toleransi terhadap berbagai jenis antigen yang memiliki kesamaan determinan.

Obat imunosupresif tidak dapat memproduksi toleransi antigen-spesifik jika obat tersebut berfungsi secara seimbang pada klona yang mudah dirangsang. Beberapa obat imunosupresif dapat berfungsi secara spesifik terhadap derivat limfosit, contohnya cyclosporin A mempengaruhi hanya sel T. Obat imunosupresif dapat membuat keadaan antigen-spesifik dengan melibatkan elemen antigen spesifik pada tolerizing regimen, yaitu saat obat berfungsi sebagai kofaktor dalam tolerogenesis. Obat imunosupresif dapat bekerja dengan salah satu dari dua cara berikut: Pertama, dengan merendahkan level dimulainya induksi toleransi. Kedua, dengan memblok sekuen yang berdiferensiasi pada sel yang dipicu oleh antigen.

Obat imunosupresif seperti cyclophosphamide bekerja pada sel T dan B yaitu meningkatkan sensitivitas sel B terhadap tolerogenesis terhadap mekanisme normal dan aktivitas tersebut berhubungan dengan ketidakmampuan sel B diobati dengan cyclophosphamide untuk meregenerasi reseptor immunoglobulin untuk antigen pada permukaan sel B. Sel B neonatal tidak dapat meregenerasi reseptor permukaan setelah mengadakan kontak dengan antigen dan proses capping. Capping merupakan prosedur yang permukaan dari immunoglobulin teragregasi saat dilapisi oleh anti-immunoglobulin sehingga membran bebas dari reseptor immunoglobulin.


Referensi:
  • Abbas, A. K., dkk. 2007. Cellular and Molecular Immunology. 
  • Cruse, J. M. & Lewis, R. E. 2003. Illustrated Dictionary of Immunology. 
  • Cruse, M. J., dkk. 2004. Immunology Guidebook. London. 
  • Roitt, I. M & P. J. Delves. 2001. Roitt's Essential Immunology 10th ed. 
  • Shetty, Nandini. 2005. Immunology: Introductory Textbook. 

Sumber https://www.generasibiologi.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Beasiswa Knight-Hennessy di Universitas Stanford Amerika Serikat

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.


Kuliah di Stanford University California bukan lagi khayalan, Program Beasiswa Knight-Hennessy bekerja sama dengan Stanford University membuka peluang bagi para pelamar internasional (termasuk Indonesia) untuk melanjutkan studi S2 di sana. Tersedia 100 tempat untuk program ini bagi pelamar dari seluruh dunia, tentu saja akan sangat kompetitif.

Cakupan Beasiswa:
Beasiswa ini bersifat pendanaan penuh (fully funding), artinya semua biaya ditanggung oleh pemberi beasiswa selama masa studi normal sesuai program studi yang dipilih. Untuk informasi pendanaan labih detail bisa dilihat di sini.

Persyaratan Umum:
  • Lulusan S1 dengan kelulusan tidak lebih dari 4 tahun yang lalu
  • Lulus tes seleksi penerimaan sesuai program studi yang dipilih


Prosedur dan Batas Akhir Pendaftaran:

Para pelamar diwajibkan melalukan dua proses pendaftaran secara terpisah. Yang pertama mendaftar ke Program Beasiswa Kningt-Hennessy, dan yang kedua, mendaftar ke fakultas yang dituju di Stanford University. Proses pendaftaran bisa dipelajari di sini
Batas Akhir Pendaftaran tanggal 27 September 2020.

Informasi lebih lengkap silahkan masuk ke http://knight-hennessy.stanford.edu.

Baca juga Panduan Mahasiswa Indonesia di Anerika Serikat.

Semoga bermanfaat dan jangan lupa bagikan ke teman-teman lainnya, siapa tahu mereka berminat.


Sumber http://www.info-beasiswa.id/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Pendaftaran Sertifikasi Guru Madrasah Tahun 2020 telah dibuka. Kali ini, memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Guru Madrasah Tahun 2020 melalui layanan Simpatika.

Selain itu, juga bagaimana caranya melakukan edit pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi Guru. So, bagi guru RA/Madrasah yang sudah terlanjur melakukan pendaftaran namun ingin melakukan perubahan, baik perubahan jenjang maupun mata pelajaran sertifikasi, dapat melakukan perubahan pendaftaran.

Bagi guru RA/Madrasah yang telah memenuhi persyaratan Calon Peserta Sertifikasi Guru 2020, akan langsung muncul pesan / notifikasi untuk melakukan pendaftaran. Jika noitifikasi tersebut tidak muncul, bisa jadi terdapat persyaratan-persyaratan yang belum terpenuhi.

  memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta S Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

1. Persyaratan Calon Peserta Sertifikasi Guru 2020


Apa saja pesrsyaratan untuk menjadi peserta sertifikasi 2020?

Terkait persyaratan ini telah pernah diulas di artikel sebelumnya yakni, Persiapan Sertifikasi Guru Kemenag 2020.

Syarat itu meliputi:

  • Berstatus sebagai PNS atau Guru Tetap Yayasan (bagi guru bukan PNS) di madrasah negeri maupun swasta di bawah naungan Kemenag
  • Belum pernah memiliki sertifikat pendidik
  • Diangkat dalam jabatan fungsional guru sebelum tanggal 30 Desember 2005, kecuali bagi guru yang mengajar di Madrasah Aliyah Insan Cendekia se-Indonesia
  • Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1/D-IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan memiliki prodi yang telah memiliki izin penyelenggaraan
  • Pada tanggal 1 Januari 2020 belum memasuki usia pensiun
  • Memiliki NUPTK dan/atau NPK serta terdaftar aktif sebagai guru di Simpatika

Jika data PTK belum tertulis sesuai dengan persyaratan tersebut, silakan lakukan perbaikan data (edit data) dan lakukan ajuan S12 ke Admin Simpatika Kab/Kota untuk mendapat persetujuan (S13).

2. Cara Mendaftar Calon Peserta Sertifikasi Guru 2020


Untuk melakukan pendaftaran calon peserta Sertifikasi Guru RA/Madrasah Tahun 2020, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  • Login ke akun Simpatika (Akun PTK) masing-masing
  • Saat masuk ke dasbor PTK akan muncul notifikasi / pesan Pendaftaran Calon Peserta Sertifikasi.
Yth. (Nama PTK), Sehubungan dengan program Sertifikasi Guru Periode 2020 melalui PLPG. Saudara terundang untuk menjadi kandidat calon peserta sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Bilamana Saudara berminat mengikuti program Sertifikasi Guru 2020, silakan melengkapi isian bidang studi sertifikasi (jenjang dan mata pelajaran) yang sesuai dengan kompetensi Saudara.

  memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta S Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

  • Klik pada menu "Jenjang Materi" untuk memilih jenjang sesuai satminkal masing-masing
  memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta S Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

  • Klik pada menu "Mata Pelajaran" untuk memilih mata pelajaran yang diinginkan sesuai dengan kompetensi masing-masing
  • Jika sudah, klik "Lanjut"
  • Akan muncul pesan tentang rangkuman isian yang telah dipilih. Jika sudah benar, klik "Simpan", sedang jika keliru, silakan klik "Kembali" untuk melakukan pengeditan kembali.
  memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta S Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

  • Pendaftaran selesai. Anda akan tercatat dalam sistem Simpatika sebagai kandidat calon peserta Sertifikasi Guru Periode 2020 melalui PLPG.
  • Pantau terus akun Simpatika masing-masing untuk mengetahui perkembangan pendaftaran tersebut.

3. Mengedit Pendaftaran yang Sudah Dilakukan


Setelah selesai mendaftar, Anda akan otomatis terdaftar sebagai kandidat calon peserta sertifikasi guru periode 2020. Status pendaftaran dan langkah-langkah berikutnya akan muncul di akun Simpatika masing-masing. Karena itu, pantau terus perkembangannya di akun PTK Simpatika.

Jika ada kekeliruan saat mendaftar?

Tidak masalah. PTK dapat melakukan pengeditan atau perbaikan pendaftaran.

Cara melakukan pengeditan pendaftaran calon peserta sertifikasi adalah sebagai berikut:
  • Login ke akun Simpatika (akun PTK) masing-masing
  • Klik menu "Sertifikasi Guru" yang terdapat di kolom sebelah kiri
  • Muncul 
  • Klik "Edit"
  memberikan tata cara dan tahapan dalam melakukan pendaftaran Calon Peserta S Cara Mendaftar Sertifikasi Guru 2020 via Simpatika

  • Akan dimunculkan kembali pilihan untuk mengedit jenjang dan mata pelajaran sertifikasi guru. Pilih yang sesuai.
  • Klik Lanjut
Semikianlah cara melakukan pendaftaran calon peserta sertifikasi guru Tahun 2020 dan cara melakukan edit pendaftaran sertifikasi guru RA/Madrasah Periode 2020 melalui Simpatika.

Sumber https://ayomadrasah.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

DOWNLOAD PROSEM DAN PROTA MATEMATIKA SMA/MA KELAS X,XI,XII SEMESTER 1 DAN 2

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DOWNLOAD PROSEM DAN PROTA MATEMATIKA SMA/MA KELAS X,XI,XII SEMESTER 1 DAN 2


 KLIK LINK DIBAWAH INI UNTUK DOWNLOAD :

Download Program Semester Matematika SMA/MA Kelas X, XI, XII Semester 1 dan 2

Download Program Tahunan Matematika SMA/MA Kelas X, XI, XII Semester 1 dan 2
Sumber http://gudangberkasguru.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

DOWNLOAD KKM BERKARAKTER SD KELAS I,II,III,IV,V DAN VI SEMESTER 1 DAN 2

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DOWNLOAD KKM BERKARAKTER SD KELAS I,II,III,IV,V DAN VI SEMESTER 1 DAN 2



Bagi Bapak atau Ibu yang membutuhkan KKM KTSP kelas 1 s/d kelas 6,, silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload versi Microsoft Word.

KKM KTSP KELAS 1 SEMESTER 1 DAN 2
KKM KTSP KELAS 2 SEMESTER 1 DAN 2

KKM KTSP KELAS 3 SEMESTER 1 DAN 2
KKM KTSP KELAS 4 SEMESTER 1 DAN 2
KKM KTSP KELAS 5 SEMESTER 1 DAN 2

KKM KTSP KELAS 6 SEMESTER 1 DAN 2

Sumber http://gudangberkasguru.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Sabtu, 18 Januari 2020

Penemu Niobium - Charles Hatchett

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Nb dan nomor atom  Penemu Niobium - Charles Hatchett
Niobium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Nb dan nomor atom 41. Unsur Niobium ditemukan pertakali oleh seorang ahli kimia Inggris bernama Charles Hatchett FRS FRSE (2 Januari 1765 - 10 Maret 1847) pada tahun 1801.

Hatchett lahir di Long Acre , London, Inggris. Ia putra John Hatchett, seorang pembangun pelatih. Pada tahun 1800 ia mendirikan sebuah karya kimia di Chiswick di London.

Pada tahun 1801, saat bekerja di British Museum di London, Hatchett menganalisis sepotong columbite dalam koleksi museum. Columbite ternyata merupakan mineral yang sangat kompleks, dan Hachett menemukan bahwa itu berisi "bumi baru" yang menyiratkan adanya elemen baru. Hatchett menyebut unsur baru ini columbium (Cb) untuk menghormati Christopher Columbus, penemu Amerika. Pada tanggal 26 November tahun 1801 dia mengumumkan penemuannya di hadapan Royal Society. Unsur itu kemudian ditemukan kembali dan diganti namanya niobium (namanya sekarang).

adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Nb dan nomor atom  Penemu Niobium - Charles Hatchett
Niobium, 41 Nb
Di akhir hidupnya, Hatchett berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang ahli kimia untuk bekerja penuh waktu dalam bisnis pembuatan pelatih keluarganya. Dia tinggal di Mount Clare, Roehampton dari tahun 1807-19.

Sejak tahun 1979, Institut Bahan, Mineral dan Pertambangan ("IOM3") (London) memberikan Penghargaan Charles Hatchett setiap tahun kepada seorang ahli metalurgi ternama. Penghargaan diberikan kepada "penulis makalah terbaik tentang sains dan teknologi niobium dan paduannya."


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Charles_Hatchett


Sumber https://blogpenemu.blogspot.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.